Universitas Trisakti, perguruan tinggi swasta terkemuka di Indonesia, kini jadi perbincangan netizen.
Bukan karena prestasi mahasiswanya.
Namun, seorang mengaku mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Puty Revita (22), ditangkap polisi Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Kamis (10/12/2015).
Puty ditangkap bersama dengan artis Nikita Mirzani (29) terkait dengan kasus prostitusionline kelas jetset.
Saat ditangkap di kamar hotel kategori bintang lima itu, mereka dalam kondisi “siap pakai”.
Agar bisa “dipakai”, Puty melalui mucikari berinisial O memasang tarif Rp 50 juta per sekali pakai (short time).
Kaskuser pun langsung mengomentari tarif itu.
“Sekali c****t sampe 50 juta, wow,” tulis akun zaf.lana.
“Mahal amir.. Tampang nya kelas sari ayu gitu,” tulis akun kampungjanis.
“Jelas Mahal Gan…masalahnya gak bisa dimakan,gak bisa dikunyah,gak bisa ditelan.cara nikmatinnya cuman di…..aahhhhhh udahlah tau sendiri bayangkan makan Icecream aja deh..cuman kalau icecream kan bisa abis..kalau yg ini unlimited.mau 2 jam juga gt aja modelnya paling becek2x giman gt,” Tulis akun bryend.
Sementara Nikita memasang tarif Rp 65 juta.
Kaskuser pun melabeli Puty sebagai mahasiswi PSK yang memasang tarif tertinggi.
Menurut akun jurnaliskaskus, tarif ‘tidur’ dengan Puty mengalahkan tarif ‘tidur’ dengan Maharany Suciyono.
Maharany adalah mahasiswi Universitas Moestopo Beragama yang ditangkap di kamar Hotel Le Meridien, Jakarta bersama dengan Ahmad Fathanah, 29 Januari 2013.
Tarif wanita asal Kuningan, Jawa Barat itu hanya Rp 10 juta per sekali ‘pakai’.
Namun, itu dua tahun lalu.
“Iyalah mahal, biaya maintenance orang tuh berapaan sebulan. Berharap duit dari mana lagi buat nutup. Cuma apes aja ni ketangkap. Lumayan yang nangkap dapat durian super,” tulis akun mbahlol.
Status wanita teman tidur juga beda.
Puty adalah mantan finalis Miss Indonesia tahun 2014, sedangkan Maharany hanya mahasiswi biasa.
Diputuskan!
Yayasan Miss Indonesia membenarkan, bahwa Puty Revita atau PR adalah salah satu finalis Miss Indonesia yang mengikuti ajang kecantikan itu tahun 2014 lalu. Namun, kontrak kerja antara Puty Revita dengan Star Media Nusantara (SMN), manajemen yang menaungi Miss Indonesia, sudah diputus sejak 10 bulan silam.
“Jadi sebenarnya PR adalah finalis Miss Indonesia 2014. Namun kontrak manajemennya dengan SMN sudah berakhir di bulan Februari,” kata Lina Priscilla, pengurus Yayasan Miss Indonesia sekaligus Direktur Star Media Nusantara (SMN), Jumat
Berhubung kontrak kerja antara Puty Revita dengan Yayasan Miss Indonesia sudah tidak ada, maka yayasan tidak bertanggung jawab lagi dengan apapun kegiatan Puty. Terlebih, ketika Puty Revita diketahui diamankan pihak kepolisian karena diduga terkait bisnis prostitusi artis.
“Jadi kami tidak lagi menaungi yang bersangkutan. Yang bersangkutan juga sudah gabung ke manajemen lain, dan kami tidak tahu tentang aktivitas yang bersangkutan,” tegas Lina.
Namun, ada juga alasan Puty Revita diputus kontrak kerjanya. Mengingat Puty Revita hanya sebagai seorang finalis, Yayasan Miss Indonesia mengaku kalau pihaknya tidak banyak bekerja sama dengan Puty.
Nah, akibat minimnya kerja sama itulah, pihak Yayasan Miss Indonesia memilih untuk menyudahi kontrak kerja mereka.
“Dari awal, kami tidak banyak bekerja sama dengan yang bersangkutan, karena itu, kami akhiri kontrak manajemennya,” kata Lina.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar