Malam itu, 21 Juni 2014.. “ Kami mau tidur dulu, Mbak..”, kata Sandra kepada Shanty yang masih asyik menonton acara di televisi. “ Tadi anakku tertidur di kamarmu..”, kata Sandra lagi. “ Iya.. Pergilah istirahat sana. Kasihan si Djupri besok harus kerja lagi..”, kata Shanty sambil tersenyum. “ Biar anakmu tidur denganku..”, sambung Shanty. Akhirnya Sandra dan Djupri segera masuk ke kamarnya. “ Kasihan Mbak Shanty ya, Mas?”, kata Sandra sambil memeluk Djupri. “ Betul.. Sudah berapa lama dia pisah ranjang dengan suaminya ?”, tanya Djupri sambil memjamkan matanya. “ Kalau tidak salah sih.. Sudah hampir 4 bulan, Mas ”, kata Sandra sambil menyusupkan tangannya ke sarung Djupri.
“ Ha?! Mas nggak pakai celana dalam ya ?”, tanya Sandra agak kaget tapi tangannya erat memegang kontol Djupri. “ Memang tidak pakai kok..”, kata Djupri santai sambil tersenyum menatap Sandra. “ Jadi selama kita tadi nonton TV bersama Mbak Shanty.. Yee nakal ya !”, kata Sandra sambil meremas kontol Djupri agak keras. “ Nggak apa-apa kok.. Nggak kelihatan ini kan?”, kata Djupri sambil memiringkan badannya menghadap Sandra. “ Lagian kalau dia lihat juga.. Anggap saja amal. ”, kata Djupri sambil tersenyum nakal. “ Nakal ya!”, kata Sandra sambil melumat bibir Djupri sementara tangannya tak henti mengocok kontol Djupri hingga tegang. “ Mm.. Enak sayang..”, bisik Djupri ketika kontolnya makin cepat dikocok. “ Buka dulu bajunya, Mas..”, kata Sandra sambil menghentikan tangannya. Lalu Sandra bangkit dari kasur dan melepas seluruh pakaiannya. Djupri juga ikut bangkit lalu segera melepas pakaiannya. “ Jangan dulu ke kasur.. Hisap dulu dong.. ”, kata Djupri sambil mengecup bibir Sandra lalu tangannya agak menekan dan membimbing kepala Sandra ke arah kontolnya. Sandra mengerti dan menuruti kemauan suaminya itu. “ Ohh..”, desah Djupri terdengar ketika mulut Sandra sudah mengulum penuh kontolnya. “ Mm.. Kamu memang pintar.. hh..”, kata Djupri sambil memejamkan matanya ketika tangan Sandra dengan pelan mengocok kontolnya. “ Mm..”, terdengar suara Sandra ketika mulutnya tak henti menghisap kontol Djupri sambil tangannya tak henti mengocoknya. “ Ohh.. Ennakk sayangg..”, kata Djupri sambil memajumundurkan pantatnya seiring hisapan mulut Sandra pada kontolnya. “ Gantian, Mas..”, kata Sandra setelah menghisap kontol Djupri beberapa lama. Sandra lalu membaringkan tubuhnya di kasur kemudian membuka lebar pahanya. Tampak bulu bulu halus tumbuh agak lebat di sekitar memeknya. “ Oww.. Enak sekali Mass..”, desah Sandra dengan mata terpejam ketika lidah Djupri mulai menjilati belahan memeknya dari atas ke bawah bolak-balik. Pantat Sandra langsung bergoyang seiring rasa nikmat yang dirasakannya. “Ohh.. Teruss.. Ohh.”, desah Sandra makin keras ketika jari Djupri keluar masuk lubang memeknya yang sangat basah sambil tetap lidahnya menjilati kelentitnya. Tubuh Sandra melengkung dan menggeliat serta menggelinjang menahan nikmat yang luar biasa.. Sampai akhirnya, serr! Serr! Serr! Sandra mendesakkan kepala Djupri ke memeknya ketika terasa semburan air mani dalam memeknya disertai rasa nikmat dan nyaman yang amat sangat. “ Ohh!! Ohh!!”, suara Sandra serak keluar dari mulutnya.. “ Nikmat sekali Mass..”, desah Sandra dengan tubuh lemas terkulai di atas kasur. “ Kini giliranku..”, kata Djupri tersenyum sambil bangkit lalu menaiki tubuh Sandra. Mulut Djupri yang masih basah oleh cairan memek Sandra segera melumat bibir Sandra. Sandra segera membalas lumatan bibir Djupri sambil memegang kontol Djupri dan mengarahkan ke lubang memeknya. Bless.. Bless.. Kontol Djupri ditekan dan dengan segera sudah keluar masuk memek Sandra. “ Ohh..”, kembali desah Sandra terdengar seiring keluar masuk kontol Djupri ke memeknya. “ Ohh enak sekali rasanya sayang..”, bisik Djupri ke telinga Sandra sambil tak henti memompa kontolnya. “ Kita enak-enakan di sini, sementara Mbak Shanty kesepian.. ”, kata Sandra sambil mengecup bibir Djupri . “ Ya itu sudah nasibnya, sayang..”, kata Djupri sambil terus merengkuh tubuh Sandra dalam kenikmatan. “ Ohh enakk, sayangg..”, desah Sandra sambil menggeliat keenakan. “ Mas suka nggak kepada Mbak Shanty ?”, tanya Sandra di sela persetubuhan itu. “ Ya tentu saja suka, namanya juga kakak sendiri.. ”, kata Djupri sambil terus memompa kontolnya keluar masuk. “ Maksudku, suka secara fisik.. Lelaki suka wanita.. ”, kata Sandra sambil menggoyangkan pantatnya. “ Kok kamu membicarakan orang lain sih ?”, kata Djupri . “Ngak apa-apa kan, Mas? Lagian itu membuatku makin bergairah.. ”, kata Sandra sambil mempercepat goyangannya. “ Benarkah?”, tanya Djupri . “Iyaahh.. Kadang saya suka membayangkan Mas bersetubuh dengan wanita lain. Dan itu membuat saya bergairah.. Nggak marah kan, Mas ?”, tanya Sandra. “Fantasi seperti itu boleh saja, sayang.. ”, kata Djupri sambil mencium dahi Sandra. “ Ohh.. Betulkahh?”, Sandra mendesah. “Kalau saya mau Mas membahagiakan Mbak Shanty, mau nggak ?”, tanya Sandra mengagetkan Djupri . Serta merta mereka menghentikan gerakan sambil organ kenikmatan mereka tetap berpautan. “ Masksud kamu apa, sayang..?”, tanya Djupri . Sandra tidak menjawab pertanyaan Djupri , tapi hanya tersenyum lalu mengecup bibir Djupri . “ Mbak Shanty adalah orang yang paling saya sayang, dan saya ingin dia mendapatkan yang terbaik.. ”, kata Sandra. “ Saya ingin bisa memberikan yang terbaik buat dia.. ”, lanjut Sandra. “Mas adalah yang terbaik buat saya.. ”, kata Sandra sambil tersenyum. “ Saya rela membagi hal terbaik yang saya punya dengan Mbak Shanty.. ”, kata Sandra lagi. “ Mas ngerti kan maksud saya?”, Sandra sambil kembali menggoyang pantatnya. “ Mas ngerti.. Tapi apakah kamu benar-benar.. ”, ucapan Djupri terputus karena Sandra keburu melumat bibirnya. Kembali mereka bersetubuh melanjutkan yang terhenti tadi. “ Saya benar-benar ingin Mas membahagiakan Mbak Shanty.. Juga itu membuat saya makin bergairah..”, kata Sandra sambil menggoyang pantatnya lebih cepat. “ Baiklah.. Ohh.. Ohh..”, desah Djupri sambil mempercepat gerakannya. “ Aku mau keluarr sayangg..”, kata Djupri sambil mendesakkan kontolnya makin dalam ke memek Sandra. Crott! Croott! Croott! Air mani Djupri menyembur banyak di dalam memek Sandra. “ Ohh.. Enak sekali sayang..”, kata Djupri sambil mengecup bibir Sandra. “ Mas mau kan memenuhi permintaan saya.. ?”, tanya Sandra manja. “Iya.. Baiklah..”, kata Djupri sambil tersenyum. “ Terima kasih. Sering saya membayangkan Mas menyetubuhi Mbak Shanty.. ”, bisik Sandra. Dan mereka pun kembali saling berpagutan tanpa melepas kontol dan memek mereka yang masih bertautan. ***** Suatu pagi.. “Mas, Mbak Shanty.. Saya akan ke pasar dengan si kecil.., ada mau titip tidak ?”, kata Sandra kepada mereka berdua. “ Aku ikut, San..”, kata Shanty. “Nggak usah, Mbak.., saya mau ke rumah ibu Heru dulu soalnya ”, kata Sandra berdalih. “ Ya sudah kalau begitu..”, kata Shanty. Akhirnya Sandra dan anaknya segera meninggalkan rumah. Tinggal Djupri dan Shanty berdua. “ Tidak ke kantor, Djupri ?”, tanya Shanty. “ Saya sudah ijin untuk datang agak siang, Mbak.. ”, jawab Djupri sambil mendekati dan duduk di samping Shanty. “ Ada satu hal yang ingin saya tanyakan, Mbak.. ”, kata Djupri . “Apa itu?”, tanya Shanty sambil menatap mata Djupri . “ Bagaimana urusan Mbak dengan Mas Rudy? Saya kasihan kepada Mbak.. ”, kata Djupri . “ Nggak tahulah, Djup.. Kita lihat saja nanti.. ”, kata Shanty sambil menyenderkan tubuhnya di kursi. “ Mbak putus asa?”, tanya Djupri sambil tangannya mencoba memegang tangan Shanty. Shanty hanya diam ketika Djupri menggenggam tangannya. Hanya air mata yang terlihat menetes di sudut matanya. “Aku tidak ingin hidup lebih lama lagi..”, kata Sandra sambil terisak. “ Saya mengerti bagaimana perasaan Mbak.. ”, kata Djupri air mata Shanty makin deras membasahi pipinya.. “ Boleh aku pinjam bahumu, Djup? Aku nggak tahan.. ”, kata Shanty. Djupri mengangguk. Dan Shanty segera merebahkan kepalanya di bahu Djupri dan menangis terisak. Djupri mengusap-ngusap rambut dan punggung Shanty untuk menenangkannya. “Sudahlah, Mbak.. Mbak masih punya kami.. ”, kata Djupri sambil melepas rangkulan Shanty dan menatap matanya. “ Kami sayang Mbak.. Saya sayang Mbak.. ”, kata Djupri . “Benarkah?”, tanya Shanty sambil meyeka air matanya. Djupri tak menjawab hanya mengangguk sambil menatap mata Shanty. Lama mereka saling bertatapan. Ada rasa tak menentu ketika Shanty menatap mata Djupri . Apalagi ketika Djupri sedikit demi sedikit mendekatkan wajahnya hingga hampir bersentuhan. Shanty tak bisa berkata apa-apa ketika terasa ada rasa hangat dan nyaman ketika bibir Djupri menyentuh bibirnya. Ketika Djupri mengecup bibirnya, Shanty hanya bisa terpejam merasakan rasa nyaman dan rasa berdesir di hatinya. “ Mmhh..”, hanya itu yang keluar dari mulut Shanty ketika Djupri mulai melumat bibirnya. “ Djupri .. Jangan.. Mmhh..”, kata Shanty ingin menolak tapi gairahnya telah mulai naik. Djupri tak menjawab, tapi makin hangta melumat bibir Shanty. “ Mmhh..”, Shanty mendesah dan mulai terbawa aliran gairahnya yang bangkit perlahan. Dibalasnya ciuman Djupri dengan panas dan liar. Sebagai wanita yang telah lama tidak merasakan kehangatan sentuhan laki-laki, perlakuan Djupri membuat Shanty bergairah tinggi dan mulai melupakan kesedihannya saat itu. “ Djup.. Aku.. Aku.. Ohh..”, suara Shanty terputus putus serak ketika tangan Djupri mulai menggerayangi bagian depan baju dasternya. Dua gumpalan empuk di dada Shanty diremas perlahan oleh Djupri sambil tetap berciuman. “Mbak, kita pindah ke kamar..”, ajak Djupri sambil menarik tangan Shanty. “ Tapi.. Tapi.. Bagaimana dengan Sandra ?”, tanya Shanty ragu. “Saya bisa menyayangi Mbak seperti ini karena Sandra sayang kepada Mbak.. ”, kata Djupri sambil menarik Shanty ke kamar. “ Maksudnya apa, Djupri ..”, tanya Shanty. Djupri tidak langsung menjawab, tapi langsung memeluk dan melumat bibir Shanty. Shantypun karena sudah terbawa gairahnya langsung membalas pagutan Djupri . Keduanya terus berciuman sambil melepas pakaian masing-masing. Djupri merebahkan tubuh telanjang Shanty ke atas kasur. “ Ohh.. Djupriiiii .. Mmhh..”, desah Shanty keras ketika lidah dan mulut Djupri menggigit dan menjilati buah dadanya, apalagi ketika satu tangan Djupri turun ke perut lalu turun lagi ke memeknya yang sudah sangat basah. “Saya sayang Mbak..”, kata Djupri sambil menatap Shanty lalu kepalanya mulai turun ke perut lalu turun lagi ke memek. “ Oohh.. Ohh.. Oww.. Sshh..”, jerit lirih Shanty sambil mata terpejam ketika lidah Djupri liar mengoral vagina dan clitorisnya bergantian. Serr! Serr! Serr! Shanty merasakan rasa nikmat yang sangat luar biasa ketika cairan cintanya menyembur disertai dengan geliatan dan gelinjang tubuh ketika rasa nikmat itu menjalar. “ Ohh, Djupri .. Aku sudah lama tidak merasakan hal seperti ini.. Makanya aku keluar cepat.. ”, kata Shanty sambil menatap Djupri yang sudah berada di atas tubuhnya. “ Saya akan membahagiakan Mbak.. Kapan saja Mbak mau.. ”, kata Djupri sambil tersenyum lalu mengecup bibir Shanty. “ Tapi.. Sandra..”, tanya Shanty. “Sandra sangat sayang pada Mbak..”, kata Djupri sambil mengarahkan kontolnya ke lubang memek Shanty. Shanty meraih kontol Djupri dan membimbing ke lubang memeknya. Tak lama Djupri sudah turun naik memompa kontolnya di lubang memek Shanty. “ Ohh.. Mhh..”, desah Djupri dengan mata terpejam sambil memeluk Shanty. “ Ohh.. Enak sekaliihh.. Ohh..”, desah Shanty sambil menggoyangkan pinggulnya cepat. Setelah beberapa lama, serr! Serr! Serr! Kembali Shanty menyemburkan spermanya disertai jeritan kenikmatan dari mulutnya. “Nikmat sekali.. Ohh..”, bisik Shanty dengan tubuh lunglai. “ Tengkurap, Mbak..”, pinta Djupri sambil mencabut kontolnya. Shanty menuruti permintaan Djupri tersebut. Shanty membalikkan badannya tanpa menungging, lalu melebarkan kakinya agar kontol Djupri bisa mudah masuk lubang memeknya. Bless..! Djupri mengarahkan kontol ke vagina Shanty dari belakang lalu menekan dan akhirnya kontol Djupri leluasa keluar masuk. Mata Djupri terpejam merasakan kenikmatan memompa kontolnya di memek Shanty sambil memegangi bongkahan pantat Shanty yang bulat padat. “ Ohh.. Saya mau keluarrhh..”, kata Djupri serak. “ Jangan dikeluarkan di dalam, Djup .. Aku nggak KB.. ”, kata Shanty cepat. Djupri makin mempercepat pompaan kontolnya lalu dengan segera mengeluarkan kontolnya kemudian digesek-gesekkan di belahan pantat Shanty, sampai.. Croott! Croott! Croott! Air mani Djupri menyembur banyak dan jauh hingga punggung Shanty. “ Ohh.. Enak sekali, Mbak..”, kata Djupri sambil berbaring di samping tubuh Shanty yang masih tengkurap berlumuran air mani Djupri di punggung dan pantatnya. “ Apakah ini akan menjadi masalah, Djup ?”, tanya Shanty. “Tidak akan, Mbak.. Percaya kepada kata-kata saya.. ”, kata Djupri sambil tersenyum lalu mengecup bibir Shanty.
Ads Inside Post
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar