Livescore.in Cerita Sex Kunikmati Tubuh Dua Manager Cantik - IMWA

SITUS MAIN POKER

Ads Inside Post

Sabtu, 07 November 2015

Cerita Sex Kunikmati Tubuh Dua Manager Cantik

Cerita Sex Kunikmati Tubuh Dua Manager Cantik - Aku perkenalkan namaku Rafa, umurku saat ini 35 tahun, sekarang aku mempunyai usaha merehab ulang mobil yang belum maksimal perkejaannya. Usahaku saat ini sudah diingat berkembang dan aku juga mempunyai banyak klien dari perusahaan-perusahaan besar dijakarta. Karena kegigihanku itu akhirnya aku bisa memenuhi semua yang aku inginkan sampai-sampaisaat ini aku juga sudah mengenal dengan obat-obatan. Mungkin karena pengaruh dari pergaulanku yang suka ke diskotik dan berawal dari rasa ingin mencoba sampai saat ini menjadi kebiasaan buatku. Cerita Sex
Diantara semua klienku aku mempunyai klien yang paling dekat denganku. mereka diingat cocok dengan pekerjaanku dan diingat memuji pengerjaan ditempat usahaku. Berawal dari kecocokan kinerjaku dengan yang diinginkan klienku ini akhirnya kita menjadi sering bertemu. Namanya Dini dan Siva, dua wanita ini mempunyai perawakan yang diingat agus meski umurnya yang gak muda lagi. Dini umurnya sekitar 33 tahunan dan Siva umurnya sekitar 31 tahunan. Tapi dari segi postur tubuh Dini lebih menarik dari Siva, tubuhnya semok dan padat, payudaranya lumayan besar, dan pantatnya juga diingat ranum sekali. Sungguh birahiku naik ketika kami sedang bersama. Cerita Sex Terbaru

Ternyata Dini dan Siva adlah teman baik walaupun mereka berbeda perusahaan, tapi posisi mereka diperusahaan mereka masing-masing adalah sama yaitu sebagai manager. Karena kelincahannya dalam mengelola perusahaan dan memajukan perusahaan yang mereka kerjakan, itu sekilas yang aku tau tentang Dini dan Siva. Setelah lama kita saling kenal dan semakin akrab akhirnya aku tau kalau kedua wanita ini juga sering dugem, aku dikasih tau oleh seorang anak buahku. “Wuuuuh cocok ini” pikirku. Tapi tak begitu saja aku percaya, aku pun dengan iseng-iseng lalu menghubungi Dini dan langsung menanyakannya. Dan setelah panjang lebar kami ngobrol lewat telpon, Dini pun menceritakan semua kebiasaanya dan Siva kepadaku. Dan tanpa memikir lama Aku pun langsung mengajaknya untuk kesebuah diskotk mala mini, dan Dini pun langsung menyanggupinya dan dia juga akan mengajak Dini. Cerita Mesum


Cerita Sex Kunikmati Tubuh Dua Manager Cantik

Dan setelah sepakat mala mini, aku menutup tempat usahaku lebih gasik dari biadiinya. Aku hendak pulang dulu dan membereskan urudiin rumah sekalian mandi. Setelah lama berselang akhirnya malampun tiba, aku yang sudah bersiap lalu menghubungi Dini dan ternyata Dini juga sudah siap dan kami langsung menuju tempat diskotik, kita janjian untuk ketemu dilobby. Sebelum berangkat aku melihat butiran pil inex yang biasa aku konsumsi dirumah, tanpa pikir panjang, aku langsug menyautnya dan aku masukkan saku. Tak lama aku perjalanan, akhirnya aku sampai dan ternyata Dini dan Siva juga baru sampai. Langsung saja kuajak mereka berdua masuk sambil terus mengobrol sambil berjalan. Cerita Sex HOT

Malam itu adalah malam minggu. Setelah masuk diskotik  Kami mencari table yang kosong dan strategis di pojok tapi bisa melihat floor dance. “Saya sedang pediin lagi satu untuk kita berdua,” kata Mbak Dini. Untuk “on”, saya memang butuh dorongan inex, tapi cukup setengah, sementara satu setengahnya lagi untuk Mbak Dini. Ternyata takaran satu setengah baru cukup untuk Mbak Dini. Ternyata Mbak Dini suka triping. Pediinan tak lama datang Kubayar bill nya. Ditanganku ada dua butir pil inex, yang satu saya bagi dua. Mbak Dini segera menelan satu setengah, dan sidiinya untuk ku.


CERITA SEX DUA MANAGER HOT


Setelah 15 menit, Mbak Dini terlihat semakin on. Maka kami berjoget, menari-nari, dan berteriak gembira di dalam diskotek yang penuh dengan orang yang sama-sama triping. Saat saya berdiri dan melihat Mbak Dini “ON” berjoget dengan erotisnya, tak lama kemudian Mbak Dini menghampiri dan merapatkan tubuhnya yang mulus itu ke depanku. Ia mengenakan t-shirt putih dan celana warna gelap. Dalam keremangan dan kilatan lampu diskotek, ia nampak manis dan anggun. Saya kembali menyibukkan diri dengan bergoyang dan memeluknya belakang tubuhnya. Sesekali tangan ku dengan nakal meremas dada Mbak Dini yang masih tertutup kemeja, Tanganku kian nakal mencoba berkelana dibalik kemejanya dan meremas ke dua gunung kembarnya yang masih terbalut BH. Tanganku akhirnya dapat merasakan halus dari payudara Mbak Dini, jari-jari ku mencari-cari puting payudara Mbak Dini dengan menyusup ke dalam BH Mbak Dini. Saya remas dada Mbak Dini dengan perasaan, lalu tanganku bergerak ke punggung Mbak Dini berusaha membuka pengait bra itu, aku sudah berhasil melepas pengait BH nya sehingga dengan bebas tangan kananku membelai dan meremas buah dadanya yang keras sementara tangan kiriku masih tetap mendekapnya dan mulutku pun menciumi leher jenjang itu, sambil tanganku memainkan puncak puting susu itu hingga memerah akibat remadiin tanganku. Cerita Sex Seru

Sementara Mbak Dini hanya memejamkan matanya meresapi setiap jamahan tangan dan terus bergoyang mengikuti irama, saya terus mengelus dadanya sehingga membuat Mbak Dini dari gerakan tubuhnya Mbak Dini memang kelihatan ingin sekali dipuasi, terlihat dari pantatnya yang montok dan masih terbalut rok, terus merapat ke ke belakang. “Kamu sudah on berat ya?” katanya. Saya tersenyum, kupeluk tubuhnya dan kucium pipinya. Pada pukul 01.00 pagi, DJ mengumumkan discothique akan terus buka sampai pukul lima pagi. Pengunjung bersorak-sorai riang gembira. Tapi Mbak Dini kelihatannya sudah mulai “Droop”.

“Sayang saya sudah lelah,” keluh Mbak Dini.
“Ah, masa lelah, sayang,” ucapku sambil terus memeluk erat dan menciumi leher belakangnya.
“Sayang.. kita pulang yuk.. Saya ingin istirahat” katanya.
“Pulang ke mana?” tanyaku.
“Ke mana aja” jawabnya. Saya baru mengerti, bahwa dia ingin lanjut ke tempat tidur.
“Saya sebenarnya sudah booking kamar di hotel dekat sini” ujarnya.
“Kalau begitu. kita ke diina” “Tapi tunggu, saya mau bilang temen dulu yang lagi digaet cowok di pojok diina,” katanya.

Tepat pukul 03:00 dini hari kami keluar dari discothique tersebut dengan rasa puas dan senang terus kami menuju ke hotel. Sesampainya kami dikamar Mbak Dini langsung berjoget lagi kali ini tanpa musik tapi dia yang bernyanyi dan sembari melucuti pakaiannya pas seperti orang sedang menari striptis, saya hanya melihat dan duduk disebuah kursi sofa yang ada tepat didepan jendela. Sambil menari dan melucuti pakaiannya Mbak Dini menghampiri saya dan segera jongkok didepan saya sambil membuka resleting celana saya, saya hanya memperhatikan apa yang akan dilakukannya, “Wowww.. besar dan kencang sekali.. buat Dini ya..” Kemudian Mbak Dini mengulum penisku yang menegang sejak tadi. “Ooogghh.. sshh.. enak sekali Diin..”, ucapku. Dia mengeluarkan penis saya yang sudah setengah tegang dan langsung diisapnya dalam-dalam. Jago memang Mbak Dini dalam memainkan isapannya, sambil mengisap lidahnya terus menari dan meliuk diteruskan ke buah zakar saya.


CERITA SEX AKIBAT PENGARUH INEX


Setelah 10 menit naik dan turun dia isap dan jilatin penis saya, Mbak Dini melemparkan tubuhnya ke atas kasur, dan jatuh telentang. Langsung saya menyergapnya, dan kami bercumbu dengan dorongan nafsu diingat tinggi karena pengaruh inex. Kami berciuman, beradu lidah dan bergantian mengisapnya. Kuciumi pipinya, matanya, keningnya, dagunya. Kujilati daun telingaya, dan kusodok- sodok lubang telinganya dengan lidahku. Tanganku tak diam. Mengelus dan meremas rambutnya, menyusuri leher dan belahan dadanya. Kuusuap-usap perutnya, punggungnya, dan bokongnya. Kubekap vaginanya yang ditumbuhi bulu halus nan rimbun. Jari manis dan telunjukku merenggangkan pinggiran vagina Rani. lalu jari tengahku mengorek-ngorek klitorisnya dengan penuh perasaan. “Ooh.. sshh.. aahh..!” desah Mbak Dini. “Sayang..,” dengusku sambil terus mencumbunya. Aku menarik tanganku dari vagina Mbak Dini. Kini kedua tanganku mengelus- elus pinggiran payudaranya. Berputar sampai akhirnya meremas bagian putingnya. Akhirnya anganku tercapai. “Oooh.. terus.. say..!” desah Mbak Dini lagi. Saya jilati pinggiran buah dadanya, lalu menghisap putingnya. “Oohh.. sayang..!” Mbak Dini merintih nikmat.

Mbak Dini bangkit dan mendorong aku supaya telentang. Ia melakukan cumbuan meniru caraku. Ia pun membekuk penisku dan mengelusnya dengan tekanan yang membangkitkan birahi. Mbak Dini memutarkan badan di atas tubuhku yang telentang. Ia menciumi dan menjilati penisku sementara vaginanya disumpalkan ke mulutku. Akhirnya Mbak Dini menjatuhkan diri ke tempat tidur dan menarik tanganku. Sementara buah dadanya kian kencang. Putingnya kian memerah. Nafasnya tersengal-sengal. Keringat sudah membasahi sekujur tubuhnya. Seperti keringatku. Juga nafasku. Juga si nagaku yang sudah meronta. Dia sepertinya bingung ketika kuambil dua bantal. Dengan lembut kuangkat tubuhnya, lalu bantal itu kuletakkan di bawah pantatnya. Menyangga tubuh bagian bawahnya. Membuat pahanya yang putih mulus kian menantang.

Terlebih ketika bukit venus dengan bulu-bulu halusnya menyembul ke atas. Membuat magmaku terasa mau meledak. Dia mengerang saat lidahku kemudian jemariku mengelus-elus bulu- bulu itu. Dia menjerit saat kucoba menguak kemaluannya dengan jari telun- jukku. Otot pahanya meregang saat kuhisap clitorisnya. “Masukkan penismu, cepat sayang,” rintihnya. “Aahh..!” rintihan kenikmatannya kali ini terdengar nyaris seperti jeritan. Aku jongkok di pinggir tempat tidur, kutarik kaki Mbak Dini sampai bokongnya berada di tepi ranjang. Kusingkap selangkangannya, dan kulumat vaginanya yang sudah becek. Kubalikkan tubuhnya, kujilati bokongnya sambil sesekali setengah menggigitnya. Kukorek-korek anusnya dengan jari tengahku. “Ouuwww.. ooh.. sshh.. sayang, cepet masukan!” katanya memelas-melas.

Semakin Mbak Dini memanas birahi, aku semakin terus mempermainkannya dan belum mau melakukan penetrasi. Aku melihat Mbak Dini sampai meneteskan air mata menahan orgasme. Dipegangnya penisku yang sudah membesar ini. Dia bimbing dan penisku terasa menyentuh bibir kemaluannya. Dia melepaskan pegangannya. Kudorong sedikit. Dia menjerit. Kutahan nafas. Lalu kutekan lagi. Dia memekik. Pada dorongan kesekian kalinya sasaran lepas lagi. Dia terengah-engah. Aku mengambil posisi. Duduk setengah jongkok, kedua kakinya kutarik. Membuat jepitan atas tubuhku. Kuarahkan penisku ke lubang yang basah dan menganga itu. Ketika kudorong dia meremas rambutku kuat-kuat. Kutekan. Dan kutekan terus. Tak memperdulikan rintihannya. Kedua kakinya meregang ototnya. Dengan penuh keyakinan kutambah tenaga doronganku. Pertama terasa gemeretaknya tulang. Kemudian terasa sesuatu yang plong. Membuat dia menjerit, merintih keras, “Acchh.. sshh..”.


CERITA SEX INDAHNYA MEMEK MANAGER CANTIK


Ketika kupacu dia dengan irama yang lambat dia mengerang, menjerit, merintih terus. Kuubah posisi. Kini kedua tanganku berada di belakang punggungnya. Membuat kaitan diantara ketiaknya. Dia meremas rambutku seiring dengan naik turunnya tubuhku. Kukunya mencengkram punggungku ketika kukayuh pantatku penuh irama. Naik dan turun. Tarik dan dorong. Rintihan dan jeritannya seakan tak kupedulikan. Aku berhenti di tengah jalan. Dia meronta. Membuka matanya. Dengan wajah kuyu. Dari keringat kami yang menyatu. Tanpa diduga, dia mulai mengikuti irama permainanku. Dengan menahan rasa sakit dia menggerakkan pinggulnya. Memutar dan memutar. Sesekali menyentak tubuhku yang di atasnya.

Tak lama kemudian Mbak Dini merubah posisi menduduki pahaku, memegang penisku dan dimasukkannya pelan ke vaginanya. “Uppss.. ooh..” radiinya nikmat sekali penisku didalam vaginanya. Mbak Dini terus bergoyang naik turun. “Ahh.. enak..”erangku. Mbak Dini terus bergoyang sambil menjerit kecil. Dadanya yang naik turun langsung kuremas. Lalu kubalikkan posisinya kebawah.Dan aku gantian memompanya dari atas. Aku terus memompa sampai akhirnya dia mengerang panjang. Otot vaginanya berkontraksi meremas penisku “Oghh.. saya sudah keluar sayang..” erang Mbak Dini.

Tiba-tiba, pintu kamar ada yang mengetuk. “Diin.. Diin!” suara perempuan. Aku kaget dan sempat terhenti mencumbu Mbak Dini. “Teruskan, sayang..! Itu temanku, biarkan saja,” kata Mbak Dini. “Diin..!” pintu diketuk lagi diikuti suara panggilan. “Masuk aja, Lin, enggak dikunci, kok” ujar Mbak Dini. “Huuss..!! Kita lagi nanggung dan bugil begini masa temenmu disuruh masuk..?” sergahku. “Engga apa-apa, cuek aja..” kata Mbak Dini enteng sambil tersenyum manis. “Wah, rupanya lagi pada asyik nih,” kata Siva begitu membukakan pintu dan masuk ke dalam kamar. Aku masih dalam posisi jongkok dan penisku masih di dalam vagina Mbak Dini, dan hanya menyeringai melihat kedatangan Siva. “Mana cowokmu tadi?” tanya Mbak Dini. “Tahu kamu pulang ke hotel bawa cowok, yah aku dibawa ke hotel lain” sahut Siva.

Aku masih bengong mendengar percakapan dua cewek cantik itu. Tiba- tiba tangan Mbak Dini menarik tanganku yang tersampir di pahanya. “Ayo sayang goyangin penismu, jangan kalah sama Siva” desak Mbak Dini. Aku berdiri dan mengangkat tubuh Mbak Dini ke tengah tempat tidur. Penisku yang sudah tegang dari tadi, segera saya tembakkan lagi ke dalam lubang vagina Mbak Dini yang sudah tidak perawan tapi masih terasa lengket. Kami sama- sama merasakan kehangatan yang nikmat. “Yang dalam.. cepat.. ah.., enak..” pinta Mbak Dini. Aku pompakan penisku dengan penuh gairah. Sementara Siva pergi ke kamar mandi dan mengurung diri disana. Mungkin berendam di bathtub. Pengaruh inex membuat daya tahan persenggamaanku dengan Mbak Dini cukup lama. Berbagai gaya kami lakukan. Mbak Dini beberapa kali mengerang dan menggigit pundakku saat mencapai orgasme. Sementara penisku masih anteng dan melesak-lesak ke dalam vagina Mbak Dini.

“Aduh.. capek, sayang..!” rintih Mbak Dini. “Istirahat dulu.. yah..?” “Sabar, dong, say. Aku diingat menikmati hangatnya vaginamu,” rayuku. Mbak Dini lantas menggelepar pasrah, tidak kuasa lagi menggerak-gerakkan tubuhnya yang lagi kugarap. Matanya terpejam. Aku semakin terangdiing melihatnya tak berdaya. Kami sudah bermandikan keringat. Tapi penisku masih tegang, belum mau memuntahkan sperma. Akhirnya aku kasihan juga sama Mbak Dini yang sudah keletihan dan nampak tertidur meski aku masih menggagahinya. Aku mendengar bunyi keciprak-kecipruk di kamar mandi. Spontan aku bangkit dan melepas penisku dari vagina Mbak Dini. Dengan langkah pelan supaya tidak membangunkan Mbak Dini dari tidurnya, aku berjalan dan perlahan membuka pintu kamar mandi.


CERITA SEX NGENTOT DUA MANAGER CANTIK


Benar saja Siva sedang berendam di bathtup dengan tubuh bugil. Ia nampak sedang menikmati kehangatan air yang merendamnya. Kepalanya bersender pada ujung bathtub. Aku menghampirinya dengan penis yang masih tegang. Mata Siva terbuka dan kaget melihatku berdiri di sisi bathtup, menghadap ke arahnya. “Mana Dini?” tanyanya setengah berbisik sambil matanya turun naik melihat ke arah muka dan penisku yang ngaceng. “Dia tidur.. jangan berisik,” kataku sambil naik ke dalam bathtup dan langsung menindih tubuh Siva yang sintal dan pasrah. Kami bergumul dalam cumbuan yang hot. “Lin kamu diatas yah.. ” Sekarang posisiku ada di bawah, dia segera naik keatas perutku dan dengan segera di pegangnya penisku sambil diarahkan kevaginanya, kulihat vaginanya indah sekali, dengan bulu-bulu pendek yang menbuat rasa gatal dan enak waktu bergesekan dengan vaginanya. “Aaawww.. enak banget vagina kamu Lin..” “Enakan mana sama punya Dini..?” Katanya sambil memutar pantatnya yang bahenol.

Rasanya penisku mau patah ketika diputar didalam vaginanya dengan berputar makin lama makin cepat. “Ah.. Lin.. enak banget ah..” Aku pun bangun sambil mulutku mencari pentil susunya, segera kukemut dan kuhisap. “Rafaaa.. saya mau keluar..” “Radiinya mentok.. ah..” Memang dengan posisi ini terasa sekali ujung batangku menyentuh peranakannya. “Ah.. ah.. eh..” suaranya setiap kali aku menyodok vaginanya. Kugenjot vaginanya dengan cepat. Dia seperti kesurupan setiap dia naik turun diatas batangku yang dijepit erat vaginanya, “Lin mau keluar..” Kupeluk erat dia sambil melumat putingnya. Kupompa vaginanya sampai kami tak sadar mengeluarkan desahaan dan rintihan birahi yang sampai membangunkan Mbak Dini.

Mbak Dini tiba-tiba berdiri di pintu kamar mandi dengan tubuh bugil dan matanya menatap aku dan Siva yang lagi bersetubuh. “Gitu yah, enggak puas dengan aku kamu dengan Siva,” hardik Mbak Dini dengan nada manja, pura-pura marah. Eh, malah Mbak Dini kini ikut naik ke dalam bathtup. “Diin, ayo gantian, aku sudah dua kali dibikin keluar, sampai lemes radiinya. Cowokmu ini terlalu perkasa,” kata Siva. “Ayo sayang, sekarang aku akan membuat penismu muntah,” kata Mbak Dini. Segera Mbak Dini hampiri saya di dalam bath yang penuh dengan air, ditonton Siva yang duduk di ujung bathtup sambil membasuh vaginanya, dan pahanya menjadi diindaran kepala Mbak Dini. Kusuruh dia nungging, maka terlihatlah lubang vaginanya yang basah dan berwarna merah, kuarahkan kepala penisku ke lubang tempiknya secara perlahan-lahan. Kutekan penisku lebih dalam lagi, dia menggoyangkan pantatnya sambil menahan sakit.

Terdengar suara kecroot, kecroot bila kutarik dan kumasukan penisku di lubang vaginanya, karena suara air kali ya. Mbak Dini semakin histeris, sambil memegang pinggiran Bath Tub dia goyangkan pinggulnya semakin cepat dan suara kecrat, kecroot semakin keras. Tak lama kemudian. “Aduh say aku nggak tahan lagi ingin keluar..”. “Aduh sayang.. terus..” Mbak Dini terkulai lemas dan vaginanya kurasakan semakin licin, sehingga pahaku basah oleh cairan vaginanya yang keluar diingat banyak. Sebenarnya aku juga sudah nggak tahan ingin keluar, apalagi mendengar desahan-desahan yang erotis pada saat Mbak Dini akan orgasme. “Aduh, sayang, aku kalah lagi nih, sudah mau orgasme!” Cairan hangat terasa masih mengalir dari dalam vagina Mbak Dini. Aku masih terus menggenjot vaginanya. Wajah Mbak Dini terlihat pucat karena sudah keseringan orgasme.

Melihat wajah cantik yang melemah itu, genjotanku dipercepat. “Sayang, saya mau keluar nich..” “Keluarkan di dalam aja sayang, kita keluarin bersamaan, Dini juga mau keluar.” Dan Akhirnya spermaku mendesir ke batang jakar dan aku mencapai orgasme yang diikuti pula dengan orgasme Mbak Dini. Air maniku keluar dengan derasnya ke dalam vagina Mbak Dini dan Mbak Dini pun menikmatinya. “Akhirnya saya berhasil membuatmu mencapai puncak kenikmatan sayang,” kata Mbak Dini sambil memeluk dan menciumi bibirku.

Terasa nikmat, licin, geli bercampur jadi satu menjadi sensasi yang membuatku ketagihan. Kami bertahan pada posisi itu sampai kami sama-sama melepaskan air mani kami. “Siiv.. emut penisku sayang” kataku lalu mencabut penisku dari vaginanya Mbak Dini. Lalu Siva melumat 1/2 penisku hingga pejuhku habis keluar. “Mhh.. ah.. enak sekali pejuhmu” katanya sambil mengocok ngocok penisku mencari sisa air pejuhku. “Tapi sebentar lagi nagaku akan bangun lagi lho. Lihat, sudah mulai menggeliat!” kataku, menggoda. “Hhhaah..?” Mbak Dini dan Siva terkesiap bersamaan kompak.

Kemudian aku segera keluar dari bathtup mendekati Siva dan menyuruhnya membelakangiku. Dari belakang saya mengarahkan penisku ke vaginanya yang sudah basah lagi karena nafsu melihat saya dan Mbak Dini. Sleepp.. bless.. Aku langsung memasukkan penisku terburu buru, karena sempit waktu membuat kesakitan Siva. “Aduuh pelan pelan dong Say.., Siva sakit nih” katanya agak merintih. “Sorry Sayang aku terlalu nafsu nih” kataku lalu tanganku menyambar susunya yang menggelantung indah. Lalu aku mulai memaju-mundurkan pantatku sambil tanganku berpegangan pada susunya dan meremasnya. “Shh.. ahh.. shh..” kata Siva setengah merintih kenikmatan. “Siiiv.. vaginamu sempit.. nikmat Siiv..” teriakku mengiringi kenikmatanku pada kemaluan kami. Sleep.. bles.. cplok.. cplok.. irama persetubuhan kami sungguh indah hingga aku ketagihan.

Kami melakukan posisi nungging itu lama sekali hingga kami sama-sama sampai hampir bersamaan. “Shh.. ahh.. say, Siva sampai nih” katanya sambil kepalanya mendongak kebelakang. “Iya Siva sayang, saya juga sampai nih, didalam yah say..” kataku lalu menghunjamkan penisku dalam dalam divagina Siva. Seerr.. croot..croot kami keluar hampir bersamaan lalu aku mencabut penisku dari vagina Siva. penisku terlihat basah dari air mani kami dan air kenikmatan Siva. “Ugh.. say enak banget..” katanya.Lalu kami duduk beristirahat ditepian sisi kamar mandi sambil menunggu sisa kenikmatan yang tadi kami lalui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar